Riau tanggapi pernyataan SBY soal kabut asap
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, BPBD, Kota Dumai, Riau, mengatakan kesulitan untuk menangani
kebakaran dan dampak kabut asap dalam waktu dua hari di wilayahnya,
seperti yang dituntut Klik
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saya rasa, satu atau dua hari agak sulit
(dilaksanakan), karena luasan yang terbakar di Dumai itu sangat luas.
Jadi agak susah untuk memadamkan dalam satu atau dua hari," kata Kepala
BPBD Kota Dumai, Noviar Indraputra Nasution, kepada wartawan BBC
Indonesia, Heyder Affan, Jumat (14/03) siang.Noviar menyatakan hal itu setelah ditanya apa komentarnya atas pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun Twitternya, Kamis (13/03) malam, yang menyatakan akan mengambil alih penanganan persoalan kabut asap di Riau.
"Kalau dalam waktu 1-2 hari ini Pemda Riau dan para menteri tidak bisa mengatasi, kepemimpinan dan pengendalian akan saya ambil alih," demikian pernyataan SBY dalam tweeternya.
Kota Dumai merupakan salah-satu wilayah di Riau yang disebut memililki titik api akibat pembakaran hutan atau lahan. Kota ini juga terdampak berupa kabut asap sehingga sebagian warganya terganggu kesehatannya.
"Saya rasa, satu atau dua hari agak sulit (dilaksanakan), karena luasan yang terbakar di Dumai itu sangat luas. Jadi agak susah untuk memadamkan dalam satu atau dua hari."
Noviar Indraputra Nasution
Menurutnya, kendala terbesar yang dialami pihaknya adalah menjangkau titik api karena jangkauan wilayahnya yang melebar dan meluas.
"Armada kita tidak bisa ke sana, karena akses tidak ada," ungkapnya.
Persoalan lainnya, menurutnya, adalah minimnya air untuk memadamkan kebakaran. "Karena, kalau seandainya lokasi kebakarannya dekat, sumber airnya tidak ada, itu tidak mungkin kita laksanakan," kata Noviar.
Sulit dipadamkan
Dia juga mengatakan, kebakaran di hutan gambut di Dumai sulit dipadamkan karena "kalau di atas tidak ada api, tapi di dalamnya tetap merambat apinya."Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Kamis (13/03) mengatakan, kondisi kualitas udara di wilayah Pekanbaru dan sekitarnya "sudah pada level berbahaya."
Mereka juga menyatakan, bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Riau sangat berdampak terhadap kesehatan penduduk Riau dan hal ini dapat dilihat dari kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), iritasi kulit, asma, iritasi mata dan Penumonia.
Seorang Klik dokter ahli paru-paru mengatakan, dia telah merekomendasikan agar warga yang berisiko yaitu anak-anak, manula, bayi dan ibu hamil untuk dievakuasi ke wilayah yang tidak terdampak.